TUGAS IBD 2
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Pengertian Manusia
Secara
bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu.
Dalam
hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang
berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi),
horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi
lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan.
Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia
membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari
lingkungan.
Oleh
karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri,
hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan
sebagai berikut:
Siklus
Hubungan Manusia
Gambar
tersebut menggambarkan bahwa lingkungan dan manusia atau manusia dan lingkungan
merupakan hal yang tak terpisahkan sebagai ekosistem, yang dapat dibedakan
mejadi:
-
Lingkungan alam yang befungsi sebagai sumber daya alam
-
Lingkungan manusia yang berfungsi sebagai sumber daya manusia
-
Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan
Pengertian Budaya
Kata
budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan
rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan,
yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau
kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture.
Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera.
Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah
(bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Definisi
budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli
berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya
sebagai berikut:
E.B.
Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya
yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan
Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan
kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Adapun
Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara
historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada
pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia
Lain
halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
Berdasarkan
definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal
terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan
belajar.
Dari
kerangka tersebut diatas tampak jelas benang merah yang menghubungkan antara
pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang
merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.
Selain
itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
1.
wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud
pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran
masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup;
2.
aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas
aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul
satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu
berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;
3.
Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan
karya manusia dalam masyarakat.
1.
MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Dari
penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna
bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
untuk mengelola bumi. Untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu
pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi
(tata nilai budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.
Hommes
mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari sesuatu masyarakat lain
tak dapat lepas dari landasan budaya masyarakat yang membentuk informasi
tersebut. Karenanya di tiap informasi IPTEK selalu terkandung isyarat-isyarat
budaya masyarakat asalnya. Selanjutnya dikemukakan juga bahwa, karena
perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari masyarakat pengguna dan masyarakat
asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut dapat diartikan lain oleh
masyarakat penerimanya.
Disinilah
peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk
dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam
ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan
yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap
kebudayaan akan bernilai tatkala manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan
norma-norma yang ada sesuai dengan tata aturan agama.
JJ.
Hoeningman membagi kebudyaan dlm 3 wujud :
Gagasan
: Kebudayaan yang berbentuk kumpulan, ide, gagasan,nilai,norma, peraturan yang
sifatnya abstrak.
Aktivitas
(tindakan) : Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat., sering disebut sebagai system sosial, yaitu
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu.sifatnya konkret
dapat diamati.
Artefak
( karya) : Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda yang dapat diraba
dan dilihat.
2.
Etika
dan Estetika Berbudaya
Etika
manusia dalam berbudaya
Etika
berasal dari bahasa Yuniani, ethos.
Ada
3 jenis makna etika menurut Bertens :
- Etika
dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok orang dalm mengatur tingkah laku.
- Etika
dalam arti kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik)
-
Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral)
Kebudayaan
merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia beretika, akan
menghasilkan budaya yang beretika. Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa
budaya yang diciptakan harus mengandung niali-nilai etik yang bersifat
universal. Meskipun demikian suatu bidaya yang dihasilkan memenuhi nilai-nilai
etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini oleh masyarakat.
Estetika
manusia dalam berbudaya
Estetika
dapat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni, Estetika berkaitan
dengan nilai indah-jelek.
Makna
keindahan :
a.
secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan
b.
secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan ( bentuk dan
warna)
c.
secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam hubungannya
dengan segala ssuatu yang diresapinya melalui indera.
Estetika
berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah
menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.
3.
Problematika
Kebudayaan
Kebudayaan
mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagi
pemilik kebudayaan, Dinamika Kebudayaan berupa :
1.
Pewarisan kebudayaan
Proses
pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian kebudyaan dari generasi ke
generasi secara berkesinambungan
Pewarisan
dapt melalui :
-
enkulturasi (Pembudayaan) : Proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan
sikap individu dengan system norma, adapt dan peraturan hidup dalam kebudyaan
-
Sosialisasi (Proses pemasyarakatan)
Individu
menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakat.
Masalah
dalam Pewarisan Kebudayaan :
a.
Sesuai/tidaknya budaya warisan dengan dinamika masyarakat saat sekarang.
b.
Penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya
c.
Munculnya budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya warisan.
2.
Perubahan kebudayaan
Perubahan
yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsure-unsur budaya
yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan dimana fungsinya tidak sesuai
dengan bagi kehidupan.
Contoh
: pembangunan , modernisasi
4.
Manakah yang benar kebudayaan adalah
produk manusia, atau manusia adalah produk kebuyaan
Manusia dan kebudayaan merupakan
salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari
dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Budaya tercipta atau terwujud
merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di
alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi
khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal,
intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia
dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
manakala ada manusia sebagai pendudukungnya. Jadi menurut saya
semuanya benar karena kebudayaan yang memproduksi manusia dan manusia yang
memproduksi kebudayaan, saling melengkapi karena manusia dengan kebudayaan
mempunyai hubungan yang sangat erat dan kompleks. Kebudayaan membutuhkan
manusia untuk, dan manusia membutuhkan kebudayaan.
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah
diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang
sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang
mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya.
Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai
1. Suatu hubungan pedoman
antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan
perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan
penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
Referensi :http://www.andi,blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar