Sabtu, 29 September 2012

Keluarga Yatim yang Bahagia

Nama saya adalah Emalia Viviana, saya adalah anak ke3 dari 3 bersaudara, dan saya adalah anak perempuan satu-satunya, kedua kakak-kakak saya adalah laki-laki yang sekarang sudah dewasa dan mempunyai kehidupannya masing-masing. Sekarang umur saya sudah 18tahun, di umur saya 10tahun saya dan keluarga saya harus menerima kenyataan pahit, yaitu kami harus kehilangan Papah kami tercinta untuk selama-lamanya, saat itu saya masih kecil dan masih belum mengerti apa-apa, dan kakak-kakak saya pun masih berkuliah semua. Waktu itu keadaan keluarga kami sangat memprihatinkan, mamah terpuruk dan selalu menangisi kepergian papah, bahkan beliau harus menjelaskan dan berusaha tegardi depan kami, padahal jika kami anak-anaknya meliahat mamah sangat tak berdaya menghadapi semua ini. Papah meninggal karena menderita penyakit jantung koroner, sudah hampir 1tahun papah memang tersiksa penyakinya, sampai-sampai papah harus bolak-balik rumah sakit bahkan di ruang ICU dan keluar masuk ruang operasi, berbagai cara kami sekeluarga lakukan untuk menyembuhkan penyakit papah, mungkin Allah mempunyai jalan yang lebih baik untuk papah dan kami sekeluarga. Bahkan ketika papah meniggal, mamah pernah bilang bahwa mamah tidak sanggup menerima semua kenyataan bahwa papah sudah meninggal, mamah benar-benar merasakan duka yang sangat dalam, dan saya hanya bisa menanyakan papah kemana mah?, kepada mamah, karena saya kira papah tidak pergi untuk selamanya, saya kira papah pasti kembali, keluarga saya sangat tertekan semuanya, mamah saya jatuh sakit, karena belum bisa menerima kenyataan dengan ikhlas, sedangkan kakak saya yang pertama yaitu a'epan, ia harus mengalami putus kuliah akibat biaya dan konsentrasi nya yang terpecah, akibat kejadian ini, dan a'ari kakak ke2 saya, ia harus menerima ejekan karena dia belum bisa membayar uang sekolahnya. Saya termasuk beruntung karena saya tidak mengalami cobaan seperti mereka, malahan saya merasakan kasih sayang dari semua orang karena saya anak yatim, sedih rasanya saya harus mengalami semua kejadian ini. Seiring berjalannya waktu keluarga kami telah bangkit karena mamah kami yang sangat luar biasa telah ikhlas untuk menerima semua kenyataan ini, itu tepatnya setelah masa berduka 1minggu, dan kami bagaikan mempunyai semngat baru kehidupan baru sebagai seorang anak yatim tetapi kami mempunyai seorang orangtua, yaitu papah adalah mamah, dan mamah adalah papah kami, mamah kami yang membuat kami bangkit kembali dan membuat kami mampu menghadapi perjalanan hidup kami. A'epan dapat kembali berkuliah di UI dan dapat menyelesaikan program study S-1, dan ia telah mendapatkan pekerjaan dan masa depan yang baik, begitu pula dengan kakak ke2 saya a'ari dapat menyelesaikan S-1nya di Gunadarma. Sekarang tinggal saya yang dalam proses pembuktian dan proses membuat mamah dan memberikan hadiah berupa keberhasilan dalam pendidikan. Saya sekarang berkuliah di Universitas Gunadarma semester1 saya baru saja masuk, saya berjanji demi Alm.papah, mamah, a'ari, dan a'epan bahwa saya akan belajar dengan sungguh-sngguh menuntut ilmu dan menyelesaikan study tepat waktu dan mendapatkan gelar sebai seorang ST. Membuat mamah bangga adalah tugas kami, membuat mamah selalutersenyum adalah kewajiban bagi kami, membuat mamah menangis terharu bahagia dan kami dapat selesai kuliah semuanya dan mempunyai masadepan yang cerah adlah kebanggaan bagi kami. Karena kebahagian mamah adalah meliahat anak-anaknya terus sekolah dan menuntut ilmu, karena itu adlah pesan dan amanat dari Alm.papah. jadi untukkami apapun yang kami lakukan adalah demi mamah kami. Mamah untuk kita adalah segalaya, motivasi terbesar dan temabat berpegangan kokoh kami. kebahagian kami adalah kebahagian mamah kami.